Minggu, 29 April 2012

Aku selalu ingin mencoba merangkai beberapa kata menjadi sebuah sajak. Namun sayangnya setiap kali selesai dan kubaca, didalamnya selalu terselip namamu. Kemudian sekali lagi aku rangkai ulang, aku hapus namamu, dan aku hilangkan semua frasa yang menjadi penandamu, dan lagi-lagi sajak itu tetap bermakna "untuk" mu.. Lantas aku kembali mencoba menghilangkan unsur "kamu" dalam sajakku kini. Tapi ternyata, ketiadaan "kamu" menjadikan sajak ini tidak bermakna sama sekali.. Apakah begitu sedikit kosakata yang ada didunia ini ? Sehingga setiap kali aku mencoba merangkainya, selalu saja pada akhirnya berhubungan dengan "kamu" ? Apakah begitu datarnya sebuah rangkaian kalimat ? Sehingga setiap ketiadaan "kamu" didalamnya menjadikan lidahku tercekat ? Maka sayang, ajari aku menghilangkan "kamu" dalam setiap sajakku. Bukankah kamu yang dulu mengajariku bagaimana menyelipkan "kamu" dalam setiap keputusan hidupku? Bagaimana ini, sayang? Kenapa kamu diam ? Apa karena "aku" dan "kamu" berada ditempat yang berbeda ?

/Disuatu tempat, dibasahi rintik hujan, ditemani sebuah kayu bertuliskan namamu..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar