Sabtu, 02 Juni 2012


“Apakabar ruang dan waktu,
masih ingatkah ketika aku terjebak dalam jarak diantara kalian?…”
Sebelum masuk ke inti dari tulisanku, aku ingin membahas tentang hujanku sekelak, “I think rain is so amazing…. I love sitting inside, watching the rain trickle down my window, I love the sound of it. It’s the most beautiful natural sound….. It catches breath, it’s so calming – I can sit and listen for hours. And the smell – it’s something surreal. It’s hard to explain, but there’s something special in it. I love rain…”
Hujan dari balik kaca tempat aku duduk sekarang  memang terlihat sangat indah, hujan membasuh luka-luka dan menyamarkan air mata…
sementara petir menuntun manusia untuk berteduh, membuat mereka menyadari akan bahaya dalam setiap jengkal perjalanan dalam kehidupan.hujan selalu punya cerita tersendiri,begitu banyak yg indah dri hujan..irama rintiknya,,hawa yg dibawa,,dan bau khas sehabis hujan,  bagaimana dengan anda?

Bismillah.....
Teruntuk seseorang yang memanggilku RAIN..
Ketika aku terbangun dari kesepian yang akan menemaniku saat kau pergi, kesedihan dan kerinduan yang kau tinggal untukku menyapa hari hariku. Hari demi hari selalu mengingat dirimu, membuatku semakin tersiksa bahkan aku tak sanggup harus melewati kesedihan ini sendiri. Aku tak bisa menahannya lagi, aku tak bisa tertawa lagi, aku mencoba memanggil namamu sekali lagi, tapi kau hanya meninggalkan bekas luka di hatiku. Aku berusaha ntuk melupakan semua tentang dirimu, tapi aku hanya dapat mengigit bibir yang tak sanggup memanggilmu lagi. Kau benar benar tak tau apapun, tak tau apapun tentang semua ini. Sejak saat itu aku menyimpan dirimu dalam pikiranku”30 maret 2012”. Aku tak bisa lagi berpaling darimu. Tidak bisakah kau datang padaku ? hanya sekali ini saja, bisakah aku melihatmu dari dekat ? kamulah satu satunya yang membuatku seperti ini. Tidak bisakah kau melihatku walau hanya dari tempatmu berada ? tapi dari awal kau sudah membuang semuanya, bahkan kau membuang hatiku juga. Apakah benar benar kau tidak bisa melihatku? walaupun hanya dari balik punggungku saja ? tapi dan tapi, seakan kita semakin jauh, lagi dan lagi aku hanya bisa melihatmu dari jauh saja, dari tempat yang tidak bisa kau lihat bahkan menatapku sedikitpun. “EVEN IF I JUST PROTECT YOUR SHADOW, EVEN LIKE THIS IT’S ALRIGHT…EVEN ONLY I LOVE YOU, IT’S OKAY”
Sakit rasanya mengingat aku tak bisa melupakanmu. Bagaimanapun juga semua ini akan berakhir suatu hari nanti. Hanya saja hatiku tampak tak sanggup tuk meraihmu lagi. Sebanyak banyaknya aku mengeluarkan air mata, tetap saja  kau jauh. Aku harus melupakanmu , aku sangat merindukanmu. Walau kau tak pernah tau betapa sakitnya ku melupakanmu. Aku memang bodoh, kau tau itu. Hatiku telah tercabik, tapi ku tetap tersenyum. Air mataku terus mengalir, ku rasa ku tak bisa melupakanmu, ku tak bisa biarkan dirimu pergi, aku terus memaksa semua ini. Ku mohon jangan buat aku merasa seperti ini, rasanya aku benar benar ingin menangis.
Hari ini, aku berkelana dalam ingatanku. Mengingat dirimu yang dulu pernah ku kenal. Tapi, aku telah kehilangan dirimu. Aku berdoa, aku ingin melihatmu dan melihatmu lagi. Aku ingin melihatmu lagi. Aku tak bisa seperti ini jika tanpamu. Aku benar benar tidak bisa separti ini jika tanpamu.. Hatiku yang sakit menjerit pada diriku sendiri untuk meraihmu lagi. Tidak bisakah kau mendengar suaraku ? aku… Ya, karena aku cukup bahagia jika aku bersamamu. Aku tau semua ini tak akan terjadi, entah mengapa aku selalu berpikir seperti ini. Hatiku, bahkan jiwaku ikut menangis melihatmu di sana. Aku tak ingin mejadi manusia munafik yang harus membuat hatiku terluka. Biarkanlah diriku jadi apa adanya, biarkanlah aku mengungkapkan semuanya, aku tak peduli dengan yang lain, yang aku pedulikan cuma hatiku saja. Aku tak ingin lagi terluka dengan semua ini, memikirkan yang lain membuatku jadi gila, membuat hatiku yang hancur menjadi hancur lebur, membuat hatiku tetap terpuruk pada kenyataan yang tak dapat ku terima.
Hari ini , tepatnya semua berubah. Dari awal kau memang telah berubah, melihatmu hari ini membuat jantung berdetak begitu cepat, ya hanya karna melihat dirimu saja di sana.
Malam itu aku melihatmu ketika kau ingin pergi pulang,Kau tidak tersenyum seperti biasanya, ada yang mengganjal dengan semua ini. Aku tak tau apa itu, aku berusaha berpikir apa yang terjadi pada dirimu. Kau benar benar tidak seperti biasanya. Aku tau itu, aku benar benar ingin mengatakan aku tau semua ini, perubahanmu, kemarahanmu, kesedihanmu, kegelisahanmu bercampur menjadi satu. Entah apa ini, aku hanya berpikir seperti itu, tapi aku yakin akan semua ini aku benar benar yakin. Ini membuatku merasa kau membutuhkan diriku. Ya, aku memang bukan Tuhan, tapi entahlah ada yang mendorongku ntuk berpikir seperti ini. Kau benar benar berubah, kau bukan orang yang kukenal dulu, bukan orang yang menyebalkan, bukan orang yang sering membuat diriku harus menahan perasaan ini. Kau bukan yang dulu, tepatnya kau bukan dirimu lagi. Mungkin benar karna keadaan yang membuat dirimu seprerti ini, tapi apakah perlu sampai segitunya ? apakah harus terlihat seperti sekarang ini ? rasanya aku ingin berdiri di depanmu, dan memberikan cermin, agar kau dapat berkaca & melihat dirimu yang sekarang. Kau sungguh jauh berbeda, aku ingin menangis saat melihat wajahmu malam itu. Aku benar benar tidak mengenal dirimu yang sekarang. Ada apa ? apa yang terjadi ? tidak bisakah kau menceritakan kepadaku ? aku tidak ingin meminta lebih, aku hanya ingin tau apa yang membuat menjadi begini, aku hanya ingin kau tersenyum kembali, aku hanya kau tertawa kembali dengan puasmu, hanya itu yang aku inginkan. Aku tau semua ini begitu egois, tapi lebih baik seperti itu kan ? kau benar benar membuatku bingung akan semua ini, aku mohon angkat kepalamu, katakan semua ini hanya sebuah sandiwara saja, katakan bahwa kau hanya capek saja, katakan kau hanya ingin serius menghadapi keadaan saat ini, katakan bahwa apa yang aku khawatirkan saat ini hanya bohong belaka. Bisakah kau mengatakan itu ? aku mohon, wajahmu, matamu, gerak gerikmu membuatku begitu ketakutan. Ketakutan yang bertambah.
Seandainya , aku tidak akan pernah boleh melihatmu lagi, bila aku akan hidup di kehidupan lain, bila aku menjalani kehidupan sebagai orang, segala kesedihan seperti ini tidak akan pernah aku rasakan. Setiap hari aku berusaha ntuk melupakanmu, setiap hari aku berusaha ntuk meninggalkan perasaan ini. Dalam hatiku, sungguh aku telah menguburmu dalam dalam. Tidak akan pernah mengungkapkan lagi padamu. Aku percaya bahwa apa yang kurasakan begitu tulus, namun ketidakmampuan mengatakan bahwa perasaan ini adalah surga yang hanya akan memberikan hukuman. Aku hanya ingin melupakan semua ini, bila aku masih mempunyai perasaan separti ini padamu, itu hanya akan membuat hatiku menjadi sakit, akan hanya ada air mata yang membuat luka. Akankah aku misih menyukaimu dalam mimpi.. ? menangis dan menangis lagi hingga merasa lelah, hingga tertidur, bangun dan semua itu akan terulang lagi. Seperti inilah diriku, bila kau tak ada didepanku, aku akan mengatakan semua ini, tapi mungkin saja kau mendengar dan akan lari dariku, apapun semuai itu membodohkan diriku sendiri. Pergi ! itulah yang ingin sekali aku katakan padamu. Tapi, akhirnya aku sadar bahwa aku akan meras sakit jika tanpamu. Aku tau ini begitu berlebihan, tapi inilah yang ada dalam hatiku. Sudah cukup aku menjadi manusia munafik dalam hidup ini, sudah cukup aku menjadi pembohong, sudah cukup aku menaruh luka dalam hatiku sendiri. Hatiku yang hancur bagai ombak, hatiku yang terguncang bagai angin, hatiku yang hilang bagai asap. Aku mengaharapkan suatu pengharapan , tapi sepertinya hal tersebut tidak berguna lagi. Aku khawatir dan gelisah karena tak bisa melihatmu dalam 1 hari. Aku berusaha menghapus dirimu dalam hatiku, ingatanku, bahkan pikiranku tiap hari. Dalam hati, aku berharap kau jangan melihatku lagi dan pergi sejauh mungkin. Jangan memanggilku lagi dan teruslah melangkah pergi. Karna aku yakin aku tak akan menyesal tlah menyukaimu, ambillah semua kenangan tentang dirimu dan bawalah pergi sejauh mungkin. Aku bisa menanggungnya, aku bisa mengatasinya, bahkan aku bisa menahan semua ini. Ya , aku akan menangis dan menangis. Jika kita bertemu lagi di jalan, bersikaplah bahwa kau tak melihatku  dan terus barjalan ke arah yang kau tuju. Aku harap hatimu akan lega, tolong lupakan semua tentangku. Air mata akan mengering sepenuhnya, seiring waktu berlalu. Rasa sakit ini akan menjadi lebih ringan bila kita tidak pernah bertemu sama sekali. Pergi ! pergi ! tinggalkan aku. Aku sudah lelah karnamu. Kumohon pergilah ! pergilah ketika aku memintamu ntuk pergi. Kumohon pergilah dari hidupku, pergi sejauh mungkin yang kau bisa, pergilah tanpa mengucapkan apapun. Jangan menyalamiku, jangan menyapaku, jangan memanggil namaku, jangan menatapku, jangan menoleh kearahku, jangan mengingatku, jangan Lakukan apapun yang berkaitan tentang diriku, jangan membuatku tersiksa dengan semua ini. Aku tak bisa lagi menahan semua ini
 Aku memang bukan siapa siapa dalam hidupmu. Dan begitu sebaliknya. Kau tau aku memang tidak punya hak untuk menyuruhmu pergi, tapi kau juga tak punya hak untuk membuatku meneteskan air mata lagi.
Satu lagi tentang wanitamu yang kau sebut namanya afika padahal Masita, kenapa kau harus bohong? kau berfikir kalau aku akan marah? Aku tak akan marah karena “Untuk cemburupun aku tak berhak”.aku tak ingin bercerita panjang lebar tentang ini, aku hanya ingin meberikan selamat untuk mu, semoga dia bahagiamu. kali ini tak ada lagi kita, tak ada kamu, tak ada aku„yang ada adalah kamu dan dia..semoga benar dia bahagia yang kamu cari.jangan khawatir tentang aku, aku akan terus maju tapi mungkin berbedah arah.
Satu pemberitahuan kepadamu
Setelah malam itu 30 maret 2012 kerjaankupun mulai berantakan, hampir saja aku membunuh pasienku dengan keteledoranku karena memikirkanmu, aku merasa aku tak bisa terus menerus seperti ini, dan aku memutuskan untuk tidak kerja lagi. Dan ini adalah keputusan yang paling bodoh dalam kisahku.
Dulu dan sekarang ini saat ini detik ini Di setiap akhir catatanku, aku selalu sematkan namamu, diamdiam, menjadi awal, menjadi kisah kembali. Maka aku berniat tak pernah menjadikannya titik, mungkin setelah catatanku ini sekarang lah waktunya, ceritaku tentangmu telah usai, namamu dan kenangan akan ku akhiri dengan titik.

# Medan, may 2012, di sebuah resto tempat kita terakhir bertemu, hanya di temani airmata, dan musikmusik klasik, tak ada 1 pun orang yang ku kenal di sini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar