“Apakabar
ruang dan waktu,
masih ingatkah ketika aku terjebak dalam jarak diantara kalian?…”
masih ingatkah ketika aku terjebak dalam jarak diantara kalian?…”
Sebelum masuk ke inti dari
tulisanku, aku ingin membahas tentang hujanku sekelak, “I think rain is so amazing…. I love sitting inside, watching the rain
trickle down my window, I love the sound of it. It’s the most beautiful natural
sound….. It catches breath, it’s so calming – I can sit and listen for hours.
And the smell – it’s something surreal. It’s hard to explain, but there’s
something special in it. I love rain…”
Hujan dari balik kaca tempat aku
duduk sekarang memang terlihat sangat
indah, hujan membasuh luka-luka dan menyamarkan air mata…
sementara petir menuntun manusia untuk berteduh, membuat mereka menyadari akan bahaya dalam setiap jengkal perjalanan dalam kehidupan.hujan selalu punya cerita tersendiri,begitu banyak yg indah dri hujan..irama rintiknya,,hawa yg dibawa,,dan bau khas sehabis hujan, bagaimana dengan anda?
sementara petir menuntun manusia untuk berteduh, membuat mereka menyadari akan bahaya dalam setiap jengkal perjalanan dalam kehidupan.hujan selalu punya cerita tersendiri,begitu banyak yg indah dri hujan..irama rintiknya,,hawa yg dibawa,,dan bau khas sehabis hujan, bagaimana dengan anda?
Bismillah.....
Teruntuk seseorang yang
memanggilku RAIN..
Ketika aku terbangun dari
kesepian yang akan menemaniku saat kau pergi, kesedihan dan kerinduan yang kau
tinggal untukku menyapa hari hariku. Hari demi hari selalu mengingat dirimu,
membuatku semakin tersiksa bahkan aku tak sanggup harus melewati kesedihan ini
sendiri. Aku tak bisa menahannya lagi, aku tak bisa tertawa lagi, aku mencoba
memanggil namamu sekali lagi, tapi kau hanya meninggalkan bekas luka di hatiku.
Aku berusaha ntuk melupakan semua tentang dirimu, tapi aku hanya dapat mengigit
bibir yang tak sanggup memanggilmu lagi. Kau benar benar tak tau apapun, tak
tau apapun tentang semua ini. Sejak saat itu aku menyimpan dirimu dalam
pikiranku”30 maret 2012”. Aku tak bisa lagi berpaling darimu. Tidak
bisakah kau datang padaku ? hanya sekali ini saja, bisakah aku melihatmu dari
dekat ? kamulah satu satunya yang membuatku seperti ini. Tidak bisakah kau
melihatku walau hanya dari tempatmu berada ? tapi dari awal kau sudah membuang
semuanya, bahkan kau membuang hatiku juga. Apakah benar benar kau tidak bisa
melihatku? walaupun hanya dari balik punggungku saja ? tapi dan tapi, seakan
kita semakin jauh, lagi dan lagi aku hanya bisa melihatmu dari jauh saja, dari
tempat yang tidak bisa kau lihat bahkan menatapku sedikitpun. “EVEN IF I JUST PROTECT YOUR SHADOW, EVEN
LIKE THIS IT’S ALRIGHT…EVEN ONLY I LOVE YOU, IT’S OKAY”
Sakit rasanya mengingat aku tak
bisa melupakanmu. Bagaimanapun juga semua ini akan berakhir suatu hari nanti.
Hanya saja hatiku tampak tak sanggup tuk meraihmu lagi. Sebanyak banyaknya aku
mengeluarkan air mata, tetap saja kau jauh. Aku harus melupakanmu , aku
sangat merindukanmu. Walau kau tak pernah tau betapa sakitnya ku melupakanmu.
Aku memang bodoh, kau tau itu. Hatiku telah tercabik, tapi ku tetap tersenyum.
Air mataku terus mengalir, ku rasa ku tak bisa melupakanmu, ku tak bisa biarkan
dirimu pergi, aku terus memaksa semua ini. Ku mohon jangan buat aku merasa
seperti ini, rasanya aku benar benar ingin menangis.
Hari ini, aku berkelana dalam
ingatanku. Mengingat dirimu yang dulu pernah ku kenal. Tapi, aku telah kehilangan
dirimu. Aku berdoa, aku ingin melihatmu dan melihatmu lagi. Aku ingin melihatmu
lagi. Aku tak bisa seperti ini jika tanpamu. Aku benar benar tidak bisa separti
ini jika tanpamu.. Hatiku yang sakit menjerit pada diriku sendiri untuk
meraihmu lagi. Tidak bisakah kau mendengar suaraku ? aku… Ya, karena aku cukup
bahagia jika aku bersamamu. Aku tau semua ini tak akan terjadi, entah mengapa
aku selalu berpikir seperti ini. Hatiku, bahkan jiwaku ikut menangis melihatmu
di sana. Aku tak ingin mejadi manusia munafik yang harus membuat hatiku
terluka. Biarkanlah diriku jadi apa adanya, biarkanlah aku mengungkapkan
semuanya, aku tak peduli dengan yang lain, yang aku pedulikan cuma hatiku saja.
Aku tak ingin lagi terluka dengan semua ini, memikirkan yang lain membuatku
jadi gila, membuat hatiku yang hancur menjadi hancur lebur, membuat hatiku
tetap terpuruk pada kenyataan yang tak dapat ku terima.
Hari ini , tepatnya semua
berubah. Dari awal kau memang telah berubah, melihatmu hari ini membuat jantung
berdetak begitu cepat, ya hanya karna melihat dirimu saja di sana.
Malam itu aku melihatmu ketika
kau ingin pergi pulang,Kau tidak tersenyum seperti biasanya, ada yang mengganjal
dengan semua ini. Aku tak tau apa itu, aku berusaha berpikir apa yang terjadi
pada dirimu. Kau benar benar tidak seperti biasanya. Aku tau itu, aku benar
benar ingin mengatakan aku tau semua ini, perubahanmu, kemarahanmu,
kesedihanmu, kegelisahanmu bercampur menjadi satu. Entah apa ini, aku hanya
berpikir seperti itu, tapi aku yakin akan semua ini aku benar benar yakin. Ini
membuatku merasa kau membutuhkan diriku. Ya, aku memang bukan Tuhan, tapi
entahlah ada yang mendorongku ntuk berpikir seperti ini. Kau benar benar
berubah, kau bukan orang yang kukenal dulu, bukan orang yang menyebalkan, bukan
orang yang sering membuat diriku harus menahan perasaan ini. Kau bukan yang
dulu, tepatnya kau bukan dirimu lagi. Mungkin benar karna keadaan yang membuat
dirimu seprerti ini, tapi apakah perlu sampai segitunya ? apakah harus terlihat
seperti sekarang ini ? rasanya aku ingin berdiri di depanmu, dan memberikan
cermin, agar kau dapat berkaca & melihat dirimu yang sekarang. Kau sungguh
jauh berbeda, aku ingin menangis saat melihat wajahmu malam itu. Aku benar
benar tidak mengenal dirimu yang sekarang. Ada apa ? apa yang terjadi ? tidak
bisakah kau menceritakan kepadaku ? aku tidak ingin meminta lebih, aku hanya
ingin tau apa yang membuat menjadi begini, aku hanya ingin kau tersenyum
kembali, aku hanya kau tertawa kembali dengan puasmu, hanya itu yang aku inginkan.
Aku tau semua ini begitu egois, tapi lebih baik seperti itu kan ? kau benar
benar membuatku bingung akan semua ini, aku mohon angkat kepalamu, katakan
semua ini hanya sebuah sandiwara saja, katakan bahwa kau hanya capek saja,
katakan kau hanya ingin serius menghadapi keadaan saat ini, katakan bahwa apa
yang aku khawatirkan saat ini hanya bohong belaka. Bisakah kau mengatakan itu ?
aku mohon, wajahmu, matamu, gerak gerikmu membuatku begitu ketakutan. Ketakutan
yang bertambah.
Seandainya , aku tidak akan
pernah boleh melihatmu lagi, bila aku akan hidup di kehidupan lain, bila aku
menjalani kehidupan sebagai orang, segala kesedihan seperti ini tidak akan
pernah aku rasakan. Setiap hari aku berusaha ntuk melupakanmu, setiap hari aku
berusaha ntuk meninggalkan perasaan ini. Dalam hatiku, sungguh aku telah
menguburmu dalam dalam. Tidak akan pernah mengungkapkan lagi padamu. Aku
percaya bahwa apa yang kurasakan begitu tulus, namun ketidakmampuan mengatakan
bahwa perasaan ini adalah surga yang hanya akan memberikan hukuman. Aku hanya
ingin melupakan semua ini, bila aku masih mempunyai perasaan separti ini
padamu, itu hanya akan membuat hatiku menjadi sakit, akan hanya ada air mata
yang membuat luka. Akankah aku misih menyukaimu dalam mimpi.. ? menangis dan
menangis lagi hingga merasa lelah, hingga tertidur, bangun dan semua itu akan
terulang lagi. Seperti inilah diriku, bila kau tak ada didepanku, aku akan
mengatakan semua ini, tapi mungkin saja kau mendengar dan akan lari dariku,
apapun semuai itu membodohkan diriku sendiri. Pergi ! itulah yang ingin sekali
aku katakan padamu. Tapi, akhirnya aku sadar bahwa aku akan meras sakit jika
tanpamu. Aku tau ini begitu berlebihan, tapi inilah yang ada dalam hatiku.
Sudah cukup aku menjadi manusia munafik dalam hidup ini, sudah cukup aku
menjadi pembohong, sudah cukup aku menaruh luka dalam hatiku sendiri. Hatiku
yang hancur bagai ombak, hatiku yang terguncang bagai angin, hatiku yang hilang
bagai asap. Aku mengaharapkan suatu pengharapan , tapi sepertinya hal tersebut
tidak berguna lagi. Aku khawatir dan gelisah karena tak bisa melihatmu dalam 1
hari. Aku berusaha menghapus dirimu dalam hatiku, ingatanku, bahkan pikiranku
tiap hari. Dalam hati, aku berharap kau jangan melihatku lagi dan pergi sejauh
mungkin. Jangan memanggilku lagi dan teruslah melangkah pergi. Karna aku yakin
aku tak akan menyesal tlah menyukaimu, ambillah semua kenangan tentang dirimu
dan bawalah pergi sejauh mungkin. Aku bisa menanggungnya, aku bisa
mengatasinya, bahkan aku bisa menahan semua ini. Ya , aku akan menangis dan
menangis. Jika kita bertemu lagi di jalan, bersikaplah bahwa kau tak
melihatku dan terus barjalan ke arah yang kau tuju. Aku harap hatimu akan
lega, tolong lupakan semua tentangku. Air mata akan mengering sepenuhnya,
seiring waktu berlalu. Rasa sakit ini akan menjadi lebih ringan bila kita tidak
pernah bertemu sama sekali. Pergi ! pergi ! tinggalkan aku. Aku sudah lelah
karnamu. Kumohon pergilah ! pergilah ketika aku memintamu ntuk pergi. Kumohon
pergilah dari hidupku, pergi sejauh mungkin yang kau bisa, pergilah tanpa
mengucapkan apapun. Jangan menyalamiku, jangan menyapaku, jangan memanggil
namaku, jangan menatapku, jangan menoleh kearahku, jangan mengingatku, jangan
Lakukan apapun yang berkaitan tentang diriku, jangan membuatku tersiksa dengan
semua ini. Aku tak bisa lagi menahan semua ini
Aku memang bukan siapa siapa dalam hidupmu.
Dan begitu sebaliknya. Kau tau aku memang tidak punya hak untuk menyuruhmu
pergi, tapi kau juga tak punya hak untuk membuatku meneteskan air mata lagi.
Satu lagi tentang wanitamu yang
kau sebut namanya afika padahal Masita,
kenapa kau harus bohong? kau berfikir kalau aku akan marah? Aku tak akan marah
karena “Untuk cemburupun aku tak berhak”.aku tak ingin bercerita panjang
lebar tentang ini, aku hanya ingin meberikan selamat untuk mu, semoga dia
bahagiamu. kali ini tak ada lagi kita, tak ada kamu, tak ada aku„yang ada
adalah kamu dan dia..semoga benar dia bahagia yang kamu cari.jangan khawatir
tentang aku, aku akan terus maju tapi mungkin berbedah arah.
Satu pemberitahuan kepadamu
Setelah malam itu 30 maret 2012
kerjaankupun mulai berantakan, hampir saja aku membunuh pasienku dengan
keteledoranku karena memikirkanmu, aku merasa aku tak bisa terus menerus
seperti ini, dan aku memutuskan untuk tidak kerja lagi. Dan ini adalah
keputusan yang paling bodoh dalam kisahku.
Dulu dan sekarang ini saat ini
detik ini Di setiap akhir catatanku, aku selalu sematkan namamu, diamdiam,
menjadi awal, menjadi kisah kembali. Maka aku berniat tak pernah menjadikannya
titik, mungkin setelah catatanku ini sekarang lah waktunya, ceritaku tentangmu
telah usai, namamu dan kenangan akan ku akhiri dengan titik.
# Medan, may 2012, di sebuah
resto tempat kita terakhir bertemu, hanya di temani airmata, dan musikmusik
klasik, tak ada 1 pun orang yang ku kenal di sini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar